Mari
Mempelajari Warna
Meskipun
hanya sekilas memandang sekeliling, beragam warna tampak oleh mata kita. Kita
dikelilingi oleh berjuta ragam warna dalam kehidupan sehari-hari. Namun
demikian, tidak seperti berat atau panjang, tidak ada alat ukur untuk mengukur
warna, membuat tidak mungkin semua orang akan menjawab dengan cara yang sama
saat ditanya warna sesuatu. Sebagai contoh, saat kita mengatakan “langit biru”
atau “laut biru” kepada orang-orang, masing-masing orang akan membayangkan
warna biru yang berlainan, mengingat sensitivitas mereka akan warna dan
penglaman mereka yang berbeda. Inilah masalah warna. Jadi, marilah kita sedikit
mempelajari warna dan mengetahui apa saja informasi tentang warna yang berguna
bagi kita.
Mengapa sebuah apel kelihatan
berwarna merah?
|
Kebanyakan
orang mengetahui bahwa jika kita melewatkan cahaya matahari melalui sebuah
prisma kita dapat membuat penguraian warna seperti pelangi. Fenomena ini
ditemukan oleh Isaac Newton, yang juga menemukan gravitasi universal. Warna-warna
yang terurai ini disebut spectrum; pemisahan cahaya menjadi spectrum disebut
dispersi spectral. Penyebab bahwa mata kita dapat melihat spectrum adalah
panjang-panjang gelombang cahaya tadi menstimulasi retina mata. Spectrum
tersusun atas warna-warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
sesuai dengan panjang gelombang cahaya ; cahaya dengan panjang gelombang
terpanjang terlihat sebagai merah, dan cahaya dengan panjang gelombang
terpendek terlihat sebagai ungu. Rentang area panjang gelombang yang bisa
terlihat manusia disebut area cahaya tampak. Jika kita bergerak keposisi di
atas area cahaya tampak menuju gelombang yang lebih panjang, kita memasuki area
infra merah; jika kita bergerak menuju gelombang yang lebih pendek, kita
memasuki area ultra violet. Cahaya-cahaya di kedua area ini tidak kasat mata.
Cahaya hanyalah bagian kecil dari jenis-jenis gelombang elektromagnetik di
sekitar kita. Spectrum gelombang elektromagnetik sangat luas, dari mulai
gelombang radio dengan panjang gelombang ribuan kilometer hingga sinar gamma
yang panjangnya 10-13 meter. Wilayah cahaya tampak merupakan bagian sangat
kecil dari spectrum gelombang elektromagnetik ini; dari sekitar 380 hingga 780
nm( nanometer ). Cahaya yang dipantulkan obyek yang kita kenal sebagai warna (
kecuali cahaya mookromatik buatan ) merupakan campuran dari cahaya dari
berbagai panjang gelombang di daerah cahaya tampak.
Ungkapan sebuah warna
terkadang berarti sepuluh warna yang berbeda bagi sepuluh orang. “Menyebut
warna” marupakan hal yang sangat sulit.
Jika anda memperlihatkan apel yang sama ke empat orang yang
berbeda, anda akan binggung dengan empat jawaban yang berbeda. Warna bersangkut
paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Bahkan jika mereka melihat
obyek yang sama(dalam kasus tadi, sebuah apel), orang akan menggambarkannya
dengan referensi dan pengalaman yang berbeda dan akan mengekspresikan warna
yang sama dengan istilah yang beragam. Karena ada semacam variasi dalam hal
mengungkapkan sebuah warna, sangat sulit dan membingungkan bagi seseorang untuk
mengungkapkan warna tertentu. Jika kita menggambarkan warna sebuah apel kepada
seseorang sebagai “merah menyala”, dapatkah kita harapkan mereka dapat
mereproduksi warna tersebut secara tepat? Pengungkapan secara verbal dari warna
sangat sulit dan rumit. Bagaimanapun, jika ada metode standar dimana warna
dapat secara tepat diungkapkan dan dimengerti oleh siapapun, komunikasi warna
akan lebih lancar, mudah, dan eksak. Suatu komunikasi warna yang presisi akan
mengurangi persoalan relative-warna.
Sampai
sejauh mana kata-kata dapat menggambarkan warna? Nama warna yang umum dan nama
yang sistematis. Kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan warna terkadang
berubah sepanjang waktu. Sebagai contoh, untuk warna merah yang sedang kita
bicarakan, ada istilah “vermillion”, “cinnabar”, “crimson”, “rose”,
“strawberry”, dan “scarlet”. Istilah-istilah tersebut merupakan istilah yang
umum dalam bahasa Inggris untuk warna merah. Dengan menganalisis kondisi warna
dan menambahkan kata-kata sifat seperti “cerah”, “buram”, dan “tajam”, kita
dapat meggambarkan warna lebih presisi. Istilah seperti “merah cerah” atau
“merah tajam” tetap saja akan menginterpretasikan dengan cara yang berbeda.
Jadi, pengungkapan verbal atas warna tetap saja tidak akurat. Lantas, bagaimana
warna harus diungkapkan untuk menghindari kemungkinan salah mengerti?.
Mari kita mengenal dunia warna; Hue, Lightness dan
Saturation merupakan tiga atribut dari dunia warna.
Ø Hue ( Merah,
Kuning, Hijau, Biru,… merupakan Hue dari
cakram warna ). Apel berwarna merah, lemon berwarna kuning, langit berwarna
biru itulah pengertian kita sehari-hari tentang warna. Hue adalah istilah yang
dipakai dalam dunia warna untuk klasifikasi merah, kuning, biru, dll. Juga,
meskipun merah dan kuning adalah hue yang berbeda, pencampuran keduanya
menghasilkan jingga ( terkadang disebut kuning kemerahan ), pencampuran kuning
dan hijau menghasilkan kuning kehijauan, pencampuran biru dan hijau
manghasilkan hijau kebiruan, dan sebagainya.
Ø Lightness (
warna cerah, warna gelap……..Lightness warna berubah secara vertical ).
Berdasarkan perbandingan lightness-nya ( seberapa cerah ), warna dapat
dibedakan sebagai warna cerah dan gelap. Sebagai contoh, kuningnya lemon dan
merahnya buah cherry. Sekali lagi, kuningnya lemon lebih cerah, bukan?
Lightness bisa diukur secara independen dari setiap hue.
Ø Saturation (
warna jelas, warna buram ). Bagaimana menurut anda kuningnya lemon dan
kuningnya pir? Anda pasti berkata kuningnya lemon lebih cerah, tapi dalam kasus
ini berarti lebih jelas, sementara kuningnya pir lebih buram. Hal ini merupakan
salah satu perbedaan yakni kejelasan atau saturation warna. Atribut ini
benar-benar berlainan dengan hue atau lightness.
Dengan penetapan skala untuk Hue,
Lightness dan Saturation, kita dapat mengukur warna secara numeris.
Sejarah pengungkapan warna secara numeris.
Sejak jaman dahulu
orang-orang telah merancang metode, bahkan memakai rumus yang rumit, untuk
mengkuantisasi warna dan mengungkapkannya secara numeris dengan tujuan
memudahkan seseorang dalam mengkomunikasikan warna secara mudah dan lebih
akurat. Metode-metode terdebut memberikan cara mengekspresikan warna secara
numeris mirip cara kita mengekspresikan panjang atau berat. Sebagai contoh,
pada tahun 1905 seorang seniman Amerika A.H. Munsell merancang sebuah metode
yang mengekspresikan warna dengan menggunakan sejumlah besar potongan
kertas/kartu yang diklasifikasikan berdasarkan hue( Munsell Hue ), lightness (
Munsell Value ), dan saturation ( Munsell Chroma ) sebagai perbandingan visual
dengan warna contoh. Kemudian, setelah berbagai percobaan dilakukan, system ini
diperbaharui menjadi Munsell Renitation System, yang saat ini masih dipakai
sebagai system Munsell. Pada system ini, setiap warna diungkapkan sebagai
kombinasi huruf/angka ( H V/C ) yang mewakili hue (H), value (V), dan chroma
(C) dari warna tertentu yang secara visual dievaluasi dengan menggunakan
Diagram Warna Munsell ( Munsell Color Chart ). Metode lain yang dipakai dalam
mengekspresikan warna dikembangkan oleh sebuah organisasi internasional yang
memiliki perhatian terhadap cahaya dan warna, Commission Internationale de I
Eclairage ( CIE ). Dua metodenya yang dikenal luas adalah satuan warna Yxy,
dirancang pada tahun 1931 berdasarkan tiga nilai XYZ yang didefinisikan oleh
CIE, clan satuan warna L*a*b* yang dirancang pada tahun 1976 untuk memberikan
perbedaan warna yang lebih seragam sehubungan dengan perbedaan visual.
Satuan-satuan warna ini yang dipergunakan sampai sekarang ini secara global untuk
mengkomunikasikan warna.
Satuan-satuan warna:
·
Satuan
warna L*a*b* ( juga dikenal sebagai CIELAB ) saat ini merupakan setauan warna
yang popular untuk pengukuran warna obyek dan secara luas dipakai diberbagai
bidang. Satuan ini merupakan salah satu satuan warna CIE yang didefinisikan
pada tahun 1976 yang dimaksudkan untuk mengurangi masalah-masalah dalam
penggunaan satuan warna Yxy; dimana jarak pada diagram chromacity x,y tidak
sebanding dengan perbedaan warna. Pada satuan warna CIELAB, L* menandakan
lightness, sementara a* dan b* merupakan koordinat chromacity.
·
Satuan
warna L*C*h*. satuan warna L*C*h*
menggunakan diagram yang sama dengan yang digunakan satuan warna L*a*b*, tapi
tidak menggunakan koordinat bola, melainkan koordinat silindris. Dalam satuan
warna ini, L* menyatakan lightness, C* adalah chroma, dan h adalah sudut hue.
·
Cakupan
warna XYZ dan satuan warna Yxy membentuk dasar satuan warna CIE saat ini.
Konsep nilai tristimulus XYZ didasarkan kepada teori tiga komponen dari visi
warna ( color vision ), yang menyatakan bahwa mata memiliki perangkat penerima
warna primer ( merah, hijau dan biru ) dan semua warna terlihat sebagai
campuran dari ketiga warna primer tersebut.
Beragam kondisi yang menyebabkan
bagaimana warna terlihat :
v Perbedaan sumber cahaya, sebuah apel
yang kelihatan lezat dibawah sinar matahari di depan sebuah took buah-buahan
terkadang tidak terlihat selezat itu dibawah cahaya lampu TL.
v Perbedaan kondisi permukaan, ketika
kertas amplas digosok ke permukaan piring plastic yang lembut, warna akan
terlihat kusam.
v Arah pengamatan atau perbedaan posisi
iluminasi, secara keseluruhan, tampilan benda dari sudut yang sedikit berbeda,
dapat membuat benda terlihat lebih cerah atau lebih gelap.
v Perbedaan latar, jika sebuah apel
kita letakan di depan latar yang terang apel tersebut terlihat lebih buram dari
pada ketika ditempatkan didepan latar yang lebih gelap. Hal ini berhubungan
dengan efek kontras.
v Perbedaan pengamat, kesensitifan
penglihatan seseorang jenis berbeda, meski bagi orang-orang yang memiliki
penglihatan normal ( tidak buta warna ), ada kemungkinan-kemungkinan bias
terhadap biru atau merah.
v Perbedaan ukuran, setelah mengamati
potongan sampel yang kecil-kecil saat menyeleksi wallpaper yang kelihatan
bagus, terkadang orang merasa wallpaper yang telah terpasang didinding
kelihatan terlalu terang. Warna-warna area yang luas cenderung tampak lebih
terang dan jelas dibandingkan warna sama pada area yang lebih sempit.
Warna terlihat berbeda berdasarkan sumber
cahaya. Adapun cahaya standar :
1. Cahaya standar D65 : Cahaya siang
rata-rata ( average daylight )( termasuk ultraviolet )dengan korelasi suhu
warna 6504K; digunakan dalam pengukuran obyek yang nantinya akan diterangi
cahaya siang termasuk radiasi ultraviolet.
2. Cahaya standar C : Cahaya siang
rata-rata ( tidak termasuk ultraviolet ) dengan korelasi suhu warna 6774K ;
digunakan dalam pengukuran obyek yang nantinya akan diterangi cahaya siang
tanpa ultraviolet.
3. Cahaya standar A : Cahaya pijar
(incandescent) dengan korelasi suhu warna 2856K ; digunakan dalam pengukuran
obyek yang nantinya akan diterangi lampu pijar(incandescent).
4. Cahaya Fluoresen : ( direkomendasikan
CIE untuk pengukuran )
F2 : Putih
sejuk ( cool white )
F7 : Cahaya
siang ( daylight )
F11 : Tiga
pita sempit putih sejuk ( three narrow band cool white )
Cahaya
Fluoresen : ( direkomendasikan JIS untuk pengukuran )
F6 : Putih
sejuk ( cool white )
F8 : Cahaya
siang putih ( daylight white )
F11 : Tiga
pita sempit cahaya siang putih ( three narrow band daylight white )
Metamerisme
Masalah dimana dua buah benda Nampak sama saat
disinari cahaya tertentu lalu kemudian menjadi kelihatan berbeda saat disinari
cahaya lainnya disebut Metamerisme. Untuk obyek-obyek metameris, karakter
spectrum pantulnya berbeda tapi nilai tristimulus yang dihasilkan sama untuk
suatu sumber cahaya tertentu dan berbeda untuk sumber cahaya lainnya. Masalah
ini berhubungan dengan jenis bahan atau penggunaan pigmen.