Minggu, 17 Maret 2013

Mari Mempelajari Warna


Mari Mempelajari Warna
Meskipun hanya sekilas memandang sekeliling, beragam warna tampak oleh mata kita. Kita dikelilingi oleh berjuta ragam warna dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, tidak seperti berat atau panjang, tidak ada alat ukur untuk mengukur warna, membuat tidak mungkin semua orang akan menjawab dengan cara yang sama saat ditanya warna sesuatu. Sebagai contoh, saat kita mengatakan “langit biru” atau “laut biru” kepada orang-orang, masing-masing orang akan membayangkan warna biru yang berlainan, mengingat sensitivitas mereka akan warna dan penglaman mereka yang berbeda. Inilah masalah warna. Jadi, marilah kita sedikit mempelajari warna dan mengetahui apa saja informasi tentang warna yang berguna bagi kita.
Mengapa sebuah apel kelihatan berwarna merah?
 
Tanpa cahaya, tiada warna. Cahaya, penglihatan, dan obyek adalah tiga elemen yang penting dalam memahami warna. Dalam ruangan yang gelap, kita tidak dapat mengenali warna. Jika kita menutup mata,kita tidak dapat melihat warna sebuah obyek, maka tidak ada warna. Cahaya, penglihatan, dan obyek: jika tidak ada satu saja, kita tidak dapat mengenali warna. Tapi bagamana kita dapat mengenali warna, antara merahnya apel dan kuningnya lemon?



Kebanyakan orang mengetahui bahwa jika kita melewatkan cahaya matahari melalui sebuah prisma kita dapat membuat penguraian warna seperti pelangi. Fenomena ini ditemukan oleh Isaac Newton, yang juga menemukan gravitasi universal. Warna-warna yang terurai ini disebut spectrum; pemisahan cahaya menjadi spectrum disebut dispersi spectral. Penyebab bahwa mata kita dapat melihat spectrum adalah panjang-panjang gelombang cahaya tadi menstimulasi retina mata. Spectrum tersusun atas warna-warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu sesuai dengan panjang gelombang cahaya ; cahaya dengan panjang gelombang terpanjang terlihat sebagai merah, dan cahaya dengan panjang gelombang terpendek terlihat sebagai ungu. Rentang area panjang gelombang yang bisa terlihat manusia disebut area cahaya tampak. Jika kita bergerak keposisi di atas area cahaya tampak menuju gelombang yang lebih panjang, kita memasuki area infra merah; jika kita bergerak menuju gelombang yang lebih pendek, kita memasuki area ultra violet. Cahaya-cahaya di kedua area ini tidak kasat mata. Cahaya hanyalah bagian kecil dari jenis-jenis gelombang elektromagnetik di sekitar kita. Spectrum gelombang elektromagnetik sangat luas, dari mulai gelombang radio dengan panjang gelombang ribuan kilometer hingga sinar gamma yang panjangnya 10-13 meter. Wilayah cahaya tampak merupakan bagian sangat kecil dari spectrum gelombang elektromagnetik ini; dari sekitar 380 hingga 780 nm( nanometer ). Cahaya yang dipantulkan obyek yang kita kenal sebagai warna ( kecuali cahaya mookromatik buatan ) merupakan campuran dari cahaya dari berbagai panjang gelombang di daerah cahaya tampak.













Ungkapan sebuah warna terkadang berarti sepuluh warna yang berbeda bagi sepuluh orang. “Menyebut warna” marupakan hal yang sangat sulit.
Jika anda memperlihatkan apel yang sama ke empat orang yang berbeda, anda akan binggung dengan empat jawaban yang berbeda. Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif. Bahkan jika mereka melihat obyek yang sama(dalam kasus tadi, sebuah apel), orang akan menggambarkannya dengan referensi dan pengalaman yang berbeda dan akan mengekspresikan warna yang sama dengan istilah yang beragam. Karena ada semacam variasi dalam hal mengungkapkan sebuah warna, sangat sulit dan membingungkan bagi seseorang untuk mengungkapkan warna tertentu. Jika kita menggambarkan warna sebuah apel kepada seseorang sebagai “merah menyala”, dapatkah kita harapkan mereka dapat mereproduksi warna tersebut secara tepat? Pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan rumit. Bagaimanapun, jika ada metode standar dimana warna dapat secara tepat diungkapkan dan dimengerti oleh siapapun, komunikasi warna akan lebih lancar, mudah, dan eksak. Suatu komunikasi warna yang presisi akan mengurangi persoalan relative-warna.
Sampai sejauh mana kata-kata dapat menggambarkan warna? Nama warna yang umum dan nama yang sistematis. Kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan warna terkadang berubah sepanjang waktu. Sebagai contoh, untuk warna merah yang sedang kita bicarakan, ada istilah “vermillion”, “cinnabar”, “crimson”, “rose”, “strawberry”, dan “scarlet”. Istilah-istilah tersebut merupakan istilah yang umum dalam bahasa Inggris untuk warna merah. Dengan menganalisis kondisi warna dan menambahkan kata-kata sifat seperti “cerah”, “buram”, dan “tajam”, kita dapat meggambarkan warna lebih presisi. Istilah seperti “merah cerah” atau “merah tajam” tetap saja akan menginterpretasikan dengan cara yang berbeda. Jadi, pengungkapan verbal atas warna tetap saja tidak akurat. Lantas, bagaimana warna harus diungkapkan untuk menghindari kemungkinan salah mengerti?.
Mari kita mengenal dunia warna; Hue, Lightness dan Saturation merupakan tiga atribut dari dunia warna.
Ø  Hue ( Merah, Kuning, Hijau, Biru,…  merupakan Hue dari cakram warna ). Apel berwarna merah, lemon berwarna kuning, langit berwarna biru itulah pengertian kita sehari-hari tentang warna. Hue adalah istilah yang dipakai dalam dunia warna untuk klasifikasi merah, kuning, biru, dll. Juga, meskipun merah dan kuning adalah hue yang berbeda, pencampuran keduanya menghasilkan jingga ( terkadang disebut kuning kemerahan ), pencampuran kuning dan hijau menghasilkan kuning kehijauan, pencampuran biru dan hijau manghasilkan hijau kebiruan, dan sebagainya.
Ø  Lightness ( warna cerah, warna gelap……..Lightness warna berubah secara vertical ). Berdasarkan perbandingan lightness-nya ( seberapa cerah ), warna dapat dibedakan sebagai warna cerah dan gelap. Sebagai contoh, kuningnya lemon dan merahnya buah cherry. Sekali lagi, kuningnya lemon lebih cerah, bukan? Lightness bisa diukur secara independen dari setiap hue.
Ø  Saturation ( warna jelas, warna buram ). Bagaimana menurut anda kuningnya lemon dan kuningnya pir? Anda pasti berkata kuningnya lemon lebih cerah, tapi dalam kasus ini berarti lebih jelas, sementara kuningnya pir lebih buram. Hal ini merupakan salah satu perbedaan yakni kejelasan atau saturation warna. Atribut ini benar-benar berlainan dengan hue atau lightness.
Dengan penetapan skala untuk Hue, Lightness dan Saturation, kita dapat mengukur warna secara numeris.
Sejarah pengungkapan warna secara numeris.
Sejak jaman dahulu orang-orang telah merancang metode, bahkan memakai rumus yang rumit, untuk mengkuantisasi warna dan mengungkapkannya secara numeris dengan tujuan memudahkan seseorang dalam mengkomunikasikan warna secara mudah dan lebih akurat. Metode-metode terdebut memberikan cara mengekspresikan warna secara numeris mirip cara kita mengekspresikan panjang atau berat. Sebagai contoh, pada tahun 1905 seorang seniman Amerika A.H. Munsell merancang sebuah metode yang mengekspresikan warna dengan menggunakan sejumlah besar potongan kertas/kartu yang diklasifikasikan berdasarkan hue( Munsell Hue ), lightness ( Munsell Value ), dan saturation ( Munsell Chroma ) sebagai perbandingan visual dengan warna contoh. Kemudian, setelah berbagai percobaan dilakukan, system ini diperbaharui menjadi Munsell Renitation System, yang saat ini masih dipakai sebagai system Munsell. Pada system ini, setiap warna diungkapkan sebagai kombinasi huruf/angka ( H V/C ) yang mewakili hue (H), value (V), dan chroma (C) dari warna tertentu yang secara visual dievaluasi dengan menggunakan Diagram Warna Munsell ( Munsell Color Chart ). Metode lain yang dipakai dalam mengekspresikan warna dikembangkan oleh sebuah organisasi internasional yang memiliki perhatian terhadap cahaya dan warna, Commission Internationale de I Eclairage ( CIE ). Dua metodenya yang dikenal luas adalah satuan warna Yxy, dirancang pada tahun 1931 berdasarkan tiga nilai XYZ yang didefinisikan oleh CIE, clan satuan warna L*a*b* yang dirancang pada tahun 1976 untuk memberikan perbedaan warna yang lebih seragam sehubungan dengan perbedaan visual. Satuan-satuan warna ini yang dipergunakan sampai sekarang ini secara global untuk mengkomunikasikan warna.
Satuan-satuan warna:
·         Satuan warna L*a*b* ( juga dikenal sebagai CIELAB ) saat ini merupakan setauan warna yang popular untuk pengukuran warna obyek dan secara luas dipakai diberbagai bidang. Satuan ini merupakan salah satu satuan warna CIE yang didefinisikan pada tahun 1976 yang dimaksudkan untuk mengurangi masalah-masalah dalam penggunaan satuan warna Yxy; dimana jarak pada diagram chromacity x,y tidak sebanding dengan perbedaan warna. Pada satuan warna CIELAB, L* menandakan lightness, sementara a* dan b* merupakan koordinat chromacity.
·         Satuan warna L*C*h*. satuan warna L*C*h* menggunakan diagram yang sama dengan yang digunakan satuan warna L*a*b*, tapi tidak menggunakan koordinat bola, melainkan koordinat silindris. Dalam satuan warna ini, L* menyatakan lightness, C* adalah chroma, dan h adalah sudut hue.
·         Cakupan warna XYZ dan satuan warna Yxy membentuk dasar satuan warna CIE saat ini. Konsep nilai tristimulus XYZ didasarkan kepada teori tiga komponen dari visi warna ( color vision ), yang menyatakan bahwa mata memiliki perangkat penerima warna primer ( merah, hijau dan biru ) dan semua warna terlihat sebagai campuran dari ketiga warna primer tersebut.



Beragam kondisi yang menyebabkan bagaimana warna terlihat :
v  Perbedaan sumber cahaya, sebuah apel yang kelihatan lezat dibawah sinar matahari di depan sebuah took buah-buahan terkadang tidak terlihat selezat itu dibawah cahaya lampu TL.
v  Perbedaan kondisi permukaan, ketika kertas amplas digosok ke permukaan piring plastic yang lembut, warna akan terlihat kusam.
v  Arah pengamatan atau perbedaan posisi iluminasi, secara keseluruhan, tampilan benda dari sudut yang sedikit berbeda, dapat membuat benda terlihat lebih cerah atau lebih gelap.
v  Perbedaan latar, jika sebuah apel kita letakan di depan latar yang terang apel tersebut terlihat lebih buram dari pada ketika ditempatkan didepan latar yang lebih gelap. Hal ini berhubungan dengan efek kontras.
v  Perbedaan pengamat, kesensitifan penglihatan seseorang jenis berbeda, meski bagi orang-orang yang memiliki penglihatan normal ( tidak buta warna ), ada kemungkinan-kemungkinan bias terhadap biru atau merah.
v  Perbedaan ukuran, setelah mengamati potongan sampel yang kecil-kecil saat menyeleksi wallpaper yang kelihatan bagus, terkadang orang merasa wallpaper yang telah terpasang didinding kelihatan terlalu terang. Warna-warna area yang luas cenderung tampak lebih terang dan jelas dibandingkan warna sama pada area yang lebih sempit.


Warna terlihat berbeda berdasarkan sumber cahaya. Adapun cahaya standar :
1.      Cahaya standar D65 : Cahaya siang rata-rata ( average daylight )( termasuk ultraviolet )dengan korelasi suhu warna 6504K; digunakan dalam pengukuran obyek yang nantinya akan diterangi cahaya siang termasuk radiasi ultraviolet.
2.      Cahaya standar C : Cahaya siang rata-rata ( tidak termasuk ultraviolet ) dengan korelasi suhu warna 6774K ; digunakan dalam pengukuran obyek yang nantinya akan diterangi cahaya siang tanpa ultraviolet.
3.      Cahaya standar A : Cahaya pijar (incandescent) dengan korelasi suhu warna 2856K ; digunakan dalam pengukuran obyek yang nantinya akan diterangi lampu pijar(incandescent).
4.      Cahaya Fluoresen : ( direkomendasikan CIE untuk pengukuran )
F2 : Putih sejuk ( cool white )
F7 : Cahaya siang ( daylight )
F11 : Tiga pita sempit putih sejuk ( three narrow band cool white )
Cahaya Fluoresen : ( direkomendasikan JIS untuk pengukuran )
F6 : Putih sejuk ( cool white )
F8 : Cahaya siang putih ( daylight white )
F11 : Tiga pita sempit cahaya siang putih ( three narrow band daylight white )

Metamerisme
Masalah dimana dua buah benda Nampak sama saat disinari cahaya tertentu lalu kemudian menjadi kelihatan berbeda saat disinari cahaya lainnya disebut Metamerisme. Untuk obyek-obyek metameris, karakter spectrum pantulnya berbeda tapi nilai tristimulus yang dihasilkan sama untuk suatu sumber cahaya tertentu dan berbeda untuk sumber cahaya lainnya. Masalah ini berhubungan dengan jenis bahan atau penggunaan pigmen.